Thursday, December 4, 2014

cerpen untuk seseorang


Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama nama Tanpa nama Tanpa You you you you you you you you you you you you you you you youy youy you you you you you you you you you u you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you you yowertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm

secret



CREATID BY

AZIZAH FEBRIANI
@AZIZAHFEBRIANI





Langkahnya tegap menghampiri kearahku. Apa yang harus aku lakakukan? Menyapa , Menghindar atau lari kearah yang bukan ia tuju . aku bingung, detak jantungku semakin berdetak kencang, semakin dekat dan… dia tepat berada didepan mataku. Namun, sekarang ia tepat dibelakangku, ternyata ia tak menghampriku. Aku saja yang hanya berandai-andai ia menghampiriku dan mengatakan sesuatu kepadaku.
          Akupun menengok kearahnya, dan ia pun berbalik dan menengok kearahku. Tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang? Memberikan senyuman atau justru memanggilnya? Pertanyaan tersebut memaksaku untuk menjawabnya. Namun, akupun hanya bisa diam dan kembali berjalan seolah kejadian tadi tak pernah terjadi.
Wajahnya tak pernah hilang dari penglihatanku. Disetiap sudut kumelihatnya. aku menyukai wajahnya, aku menyukai kepribadiannya, aku menyukai sifatnya dan aku sangat tulus mencintainya. I never hit so hard in love
Aku melihatnya lagi, ia memandang kearahku lagi, aku bingung haruskah aku seanang ia memalingkan wajahnya kepadaku atupun sedih karena aku hanya mendapatkan tatapan darinya namun tak mengenal dekat dengannya.
cinta dalam hati memang tak seindah yang kukira, menyukainya dan memendamnya. Bahkan aku tak tahu apakah ia menganggapku ada atau tidak.
Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan, di kesunyian malam
Saat datang rintik hujan
Bersama sebuah bayangan, yang pernah terlupakan
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ‘ku mencoba ‘tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti
I just wanted you to let me in
       
1
Lagu itu selalu kudengar diteingaku, ingin rasanya aku
menjerit. Mengungkapkan semua yang tersirat dalam hatiku dalam benakku.
          Tak ingin aku mengenal apa itu cinta, namun semunya telah terlmbat, semenjak aku mengenalnya. Ingin aku mengaku bahwa aku cinta kamu. Namun, aku tak bisa aku hanya bisa memendam rasa ini . dan merasakan sakit ketika ia sedang berbincang dengan perempuan lain.
          Setidaknya akupun pernah berjuang dan mencoba agar ia mengetahui bahwa aku sukanya. Namun, itupun gagal bahkan ia sekarang sedang menjalin hubungan dengan perempuan lain.
          Akupun bingung apa yang harus kulakukan sekarang. Berdiam diri menunggu cinta yang tak pasti atau mencoba lari darinya dengan bayang bayang yang selalu menghampiriku?
          Kini aku memilih untuk mencoba lari darinya walaupun masih terbayang olehnya. Dan membiasakan diri untuk tegar melihat ia bersama orang yang ia cintainya.
          Sakit? Memang, namun apalah daya , hanya ini yang harus aku lakukan. Mengenalnya memang beresiko berat, yaitu harus melupaknnya ketika alur sudah tak berjalan mulus .
          Semenjak kedatangannya aku sangat bahagia, aku merasakan aku adalah orang paling beruntung yang telah mengenalnya.
          Namun sekarang aku adalah orang paling merugi karena harus merelakan ia bersama orang lain dan melupaknnya~
          Satu hal yang akan kuucap jika ia memberikan kesempatan ku untuk menatap dan berbicara dengannya, “aku pernah berharap padamu, berharap cinta yang tak pasti kunjung padaku. Aku pernah menginginkan kamu berada disisiku, berada disisi yang tak mungkin kau

2
tempati, dan aku pernah menatap
wajahmu dalam , yang tak pernah kau anggap tatapan hadirku berharga dimatamu. Dan maaf karna aku telah lancang menyukai dirimu secara diam-diam.”
         
Untukmu tanpa nama L
Hadir disaat yang tak kuduga.
Tanpa nama ku selalu memujamu.
Ingin rasanya kumengenalmu dekat. Namun, dirimu sangatlah sempurna untukku dekati.
Perasaan takkaruan ketika melihatmu memandang kearahku.
Mimpi? Ya, seperti itulah rasanya.
Ingin kuberteriak didepan wajahmu. Namun aku tak sanggup.
Hanya senyuman lebar yang terukir dibibirku.
Tanpa nama, ku slalu memandangmu dari kejauhan. Walau kau tak tahu, tapi aku benar-benar mengetahui mu.
Sekarang, harapankupun musnah.
Dirimu sudah milik orang lain. Akupun tak akan mengganggumu
Akupun takkan mencarimu lagi sampai engkau memanggil namaku, walaupun hanya menjadi pelampiasanmu.
Dan jika ia mengizinkan aku untuk membacakan puisiku dihadapannya. Maka aku tak segan untuk membacanya.
          Is this the real life?
Is this just fantasy?
Caught in a landslide,
No escape from reality.

Open your eyes,
Look up to the skies and see,
I'm just a poor girl, I need no sympathy,
Because I'm easy come, easy go,
Little high, little low,
Anyway the wind blows doesn't really matter to me, to me.
Tanpa nama you canmake me feel fun  and down. Thanks before :’)
 




 


3