Tanpa nama
Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa
nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama
Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa
nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa
nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa nama Tanpa
nama Tanpa nama nama Tanpa nama Tanpa You you you you you you you you you
you you you you you you youy youy you you you you you you you you you u
you you you you you you you you you you you you you you you you you you
you you you you you you you you you you you you you you you you you you
you you you you you you you you you you you you you you you you you you
you you you you you you you you you you you you you you you you you you
you you you you you you you you you you you you you you you you you you
you
yowertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
|
secret
CREATID BY
AZIZAH FEBRIANI
@AZIZAHFEBRIANI
|
Langkahnya tegap menghampiri
kearahku. Apa yang harus aku lakakukan? Menyapa , Menghindar atau lari kearah
yang bukan ia tuju . aku bingung, detak jantungku semakin berdetak kencang,
semakin dekat dan… dia tepat berada didepan mataku. Namun, sekarang ia tepat
dibelakangku, ternyata ia tak menghampriku. Aku saja yang hanya berandai-andai
ia menghampiriku dan mengatakan sesuatu kepadaku.
Akupun menengok kearahnya, dan ia pun berbalik dan menengok
kearahku. Tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang? Memberikan senyuman
atau justru memanggilnya? Pertanyaan tersebut memaksaku untuk menjawabnya.
Namun, akupun hanya bisa diam dan kembali berjalan seolah kejadian tadi tak
pernah terjadi.
Wajahnya tak pernah hilang dari
penglihatanku. Disetiap sudut kumelihatnya. aku menyukai wajahnya, aku menyukai
kepribadiannya, aku menyukai sifatnya dan aku sangat tulus mencintainya. I never hit so hard in
love
Aku melihatnya lagi, ia
memandang kearahku lagi, aku bingung haruskah aku seanang ia memalingkan
wajahnya kepadaku atupun sedih karena aku hanya mendapatkan tatapan darinya
namun tak mengenal dekat dengannya.
cinta dalam hati memang tak
seindah yang kukira, menyukainya dan memendamnya. Bahkan aku tak tahu apakah ia
menganggapku ada atau tidak.
Denting piano kala
jemari menari
Nada merambat pelan, di kesunyian malam
Saat datang rintik hujan
Bersama sebuah bayangan, yang pernah terlupakan
Nada merambat pelan, di kesunyian malam
Saat datang rintik hujan
Bersama sebuah bayangan, yang pernah terlupakan
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ‘ku mencoba ‘tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti
Pernah ‘ku mencoba ‘tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti
I just wanted you to let me in
1
Lagu itu selalu kudengar
diteingaku, ingin rasanya aku
menjerit. Mengungkapkan semua yang tersirat
dalam hatiku dalam benakku.
Tak
ingin aku mengenal apa itu cinta, namun semunya telah terlmbat, semenjak aku
mengenalnya. Ingin aku mengaku bahwa aku cinta kamu. Namun, aku tak bisa aku
hanya bisa memendam rasa ini . dan merasakan sakit ketika ia sedang berbincang
dengan perempuan lain.
Setidaknya
akupun pernah berjuang dan mencoba agar ia mengetahui bahwa aku sukanya. Namun,
itupun gagal bahkan ia sekarang sedang menjalin hubungan dengan perempuan lain.
Akupun
bingung apa yang harus kulakukan sekarang. Berdiam diri menunggu cinta yang tak
pasti atau mencoba lari darinya dengan bayang bayang yang selalu menghampiriku?
Kini
aku memilih untuk mencoba lari darinya walaupun masih terbayang olehnya. Dan
membiasakan diri untuk tegar melihat ia bersama orang yang ia cintainya.
Sakit?
Memang, namun apalah daya , hanya ini yang harus aku lakukan. Mengenalnya
memang beresiko berat, yaitu harus melupaknnya ketika alur sudah tak berjalan
mulus .
Semenjak
kedatangannya aku sangat bahagia, aku merasakan aku adalah orang paling
beruntung yang telah mengenalnya.
Namun
sekarang aku adalah orang paling merugi karena harus merelakan ia bersama orang
lain dan melupaknnya~
Satu
hal yang akan kuucap jika ia memberikan kesempatan ku untuk menatap dan
berbicara dengannya, “aku pernah berharap padamu, berharap cinta yang tak pasti
kunjung padaku. Aku pernah menginginkan kamu berada disisiku, berada disisi
yang tak mungkin kau
2
tempati, dan aku pernah menatap
wajahmu dalam , yang tak pernah kau anggap
tatapan hadirku berharga dimatamu. Dan maaf karna aku telah lancang menyukai
dirimu secara diam-diam.”
Untukmu tanpa nama L
Hadir disaat yang tak kuduga.
Tanpa nama ku selalu memujamu.
Ingin rasanya kumengenalmu dekat. Namun,
dirimu sangatlah sempurna untukku dekati.
Perasaan takkaruan ketika melihatmu memandang
kearahku.
Mimpi? Ya, seperti itulah rasanya.
Ingin kuberteriak didepan wajahmu. Namun aku
tak sanggup.
Hanya senyuman lebar yang terukir dibibirku.
Tanpa nama, ku slalu memandangmu dari
kejauhan. Walau kau tak tahu, tapi aku benar-benar mengetahui mu.
Sekarang, harapankupun musnah.
Dirimu sudah milik orang lain. Akupun tak akan
mengganggumu
Akupun takkan mencarimu lagi sampai engkau
memanggil namaku, walaupun hanya menjadi pelampiasanmu.
Dan jika ia mengizinkan
aku untuk membacakan puisiku dihadapannya. Maka aku tak segan untuk membacanya.
Is
this the real life?
Is this just fantasy?
Caught in a landslide,
No escape from reality.
Open your eyes,
Look up to the skies and see,
I'm just a poor girl, I need no sympathy,
Because I'm easy come, easy go,
Little high, little low,
Anyway the wind blows doesn't really matter to me, to me.
Is this just fantasy?
Caught in a landslide,
No escape from reality.
Open your eyes,
Look up to the skies and see,
I'm just a poor girl, I need no sympathy,
Because I'm easy come, easy go,
Little high, little low,
Anyway the wind blows doesn't really matter to me, to me.
Tanpa nama you canmake me feel fun and
down. Thanks before :’)
|
3
No comments:
Post a Comment